
Pekanbaru: Gubernur Riau, Abdul Wahid, memanggil sejumlah perusahaan besar yang beroperasi di Provinsi Riau terkait kerusakan jalan di jalur Lintas Perawang–Minas, Kabupaten Siak, Kamis (18/9/2025). Beberapa perusahaan seperti PT Arara Abadi dan Pertamina Hulu Rokan (PHR) hadir memenuhi panggilan, sementara Pelindo absen dari pertemuan tersebut.
Pertemuan yang berlangsung di kantor gubernur itu dilatarbelakangi kondisi jalan provinsi yang mengalami kerusakan parah. Pemerintah menilai aktivitas kendaraan milik perusahaan besar di wilayah tersebut menjadi salah satu penyebab utama kerusakan.
Usai pertemuan, Abdul Wahid menegaskan pihaknya sudah lama meminta perusahaan untuk berkolaborasi dalam perbaikan infrastruktur. Ia mengaku telah melayangkan surat sejak Juni lalu agar kendaraan operasional, termasuk milik vendor, dimutasi ke plat BM.
“Saya sudah menyurati semua perusahaan sejak bulan Juni, agar mereka melakukan mutasi kendaraan operasional, termasuk kendaraan vendor, ke plat BM karena aktivitas dan intensitas kendaraan mereka ada di Riau,” ungkap Wahid, sebagaimana dikutip (19/9/2025)
Ia juga menyoroti banyaknya kendaraan Over Dimension Overloading (ODOL) yang masih beroperasi di jalan provinsi. Menurutnya, kondisi tersebut memperparah kerusakan fasilitas publik. “Kami kebingungan mencari anggaran untuk pembangunan dan perawatan fasilitas publik, termasuk jalan. Maka dari itu kami ajak pihak swasta ikut berkolaborasi, karena kenyataannya banyak yang tidak taat aturan,” tegasnya.
Sebagai insentif, pemerintah akan memberikan keringanan administrasi bagi perusahaan yang patuh. Namun bagi yang membandel, Wahid memastikan akan ada inspeksi mendadak dan penindakan tegas.
“Nanti November–Desember kita akan sidak. Kalau perlu, perusahaan yang tidak patuh kita tutup,” terangnya.
Ia menambahkan, penindakan tidak hanya berlaku di ruas Perawang–Minas, melainkan akan diterapkan di seluruh wilayah Provinsi Riau.***(Red)
(Sumber: Goriau)
